Saudaraku sekalian, tentu saudara kenal dengan angka 1, 0, dan 10. Angka ini sangat akrab dalam kehidupan kita, tetapi apakah saudara menyadari hakikat hikmah dan filsafat yang terkandung dari angka-angka tersebut.
Latar belakang saya dalam bidang teknologi informasi, terutama terkait dengan komputer, akrab sekali dengan angka 1 dan 0, yang disebut binary. Angka 1 sebagai simbol mewakili “ada”. Sedangkan angka 0 adalah simbol perwakilan dari “tiada”.
Lalu apa hubungannya dengan angka 10? Dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam sistem penilaian dikehidupan sehari-hari, angka 10 dalam skala 1-10 adalah angka tertinggi, sebagai simbol nilai sempurna. Dalam sistem binary, angka 10 berarti genap, atau bernilai 2.
Apa hikmahnya? Secara filosofi hikmah yang terkandung adalah bahwa keberadaan sesuatu baru dinilai bermanfaat jika dapat mengisi kekosongan, menutupi kekurangan. Tanpa nilai manfaat, keberadaan sesuatu hanya nilai diatas kertas, hampa tanpa makna.
Itulah sebabnya angka 9 dalam sistem penilaian seperti rapot, scoring, bukan nilai tertinggi, karena belum sempurna, belum dapat mengisi kekosongan atau kekurangan secara utuh.
Sekali lagi, angka tertinggi adalah perpaduan angka awal dan simbol keberadaan adalah 1, dan simbol kosong adalah 0. Sebuah simbol sirnanya kekosongan dan kekurangan oleh keberadaan sesuatu nilai sebuah manfaat.
Semakin banyak angka 0 yang dapat diisi oleh sebuah angka 1, semakin tinggi nilainya. Dalam system keuangan dan penilaian materi, tentu 1 dengan 0 sebanyak 6 digit (baca 1.000.000 (sejuta)) lebih bernilai ketimban 1 dengan 0 sebanyak 3 digit (baca 1.000 (seribu)). 1 miliar tentu lebih bernilai ketimbang 1 juta, 1 triliun tentu lebih tinggi daripada 1 miliar, dan begitu seterusnya.
Pada akhirnya nilai kehidupan kita adalah seberapa jauh keberadaan kita memberi manfaat, mulai dari sendiri, keluarga, saudara, rekan, lingkungan sekitar, masyarakat, bangsa dan negara serta agama kita. Ya, kita harus berusaha seperti sebuah angka 1 mengisi sekian digit angka 0 dibelakangnya.
Last, but not least, saya jadi teringat tutur kata seseorang yang sukses menjadi rahmat bagi sekalian malam semesta, Nabi Muhammad saw, yaitu "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain " (HR. Bukhari).
Semoga kita bisa berlaku seperti angka 1 yang mengisi banyak angka 0. Aamiiin.